Kamis, 16 Juli 2009

Perubahan Dewasa Padaku

Menurut pendapat orang, seseorang akan dikatakan dewasa bila sudah berumur 17 tahun. Tapi menurut pengalaman saya tidak sama halnya seperti itu. Kedewasaan seringkali dianggap sebagai tolak ukur bagaimana menyelesaikan masalah yang ada, tapi menurut saya kedewasaan itu tidak dapat dipandang sesederhana itu.

Saat masih duduk dibangku SMP, saya merasa bahwa sudah mampu berpikir mana yang baik dan tidak baik menurut dan bagi saya. Awalnya saya memberi opini pada pola pemikiran ini sebagai definisi kedewasaan saya. Padahal keegoisan dalam cara pandang mana yang baik dan tidaklah yang saat itu terjadi pada saya yang pada waktu bersamaan saya sebagai anak SMP yang tidak mau mengakui bahwa pengalaman hidup menentukan kedewasaan. Bagaimana saya pada saat itu bisa dikatakan dewasa sedangkan pengalaman apa yang bisa didapat dari seorang anak SMP.

Sekarang saya sudah menjadi seorang mahasiswa sastra indonesia universitas airlangga Surabaya. Di Surabaya saya tinggal bersama kakak perempuan saya, jauh dari orangtua bukan berarti membuat saya menjadi patah semangat belajar mandiri.


Waktu dan kehidupan di Surabaya membangun pemikiran saya yang secara tidak sadar berubah menjadi peduli sesama. Awal mula pemikiran ini muncul dari latarbelakang pengalaman hidup saya selama di Surabaya yang secara drastis berubah total. Saya yang gemar dunia luar rumah, saya yang selalu bergantung pada orangtua, saya yang takut bertanya, takut mencoba hal yang belum pernah saya lakukan (dlm hal positif), takut akan salah, dan kini berubah sebaliknya dalam satu tahun ini. Dan saya yakin bahwa saya sedang mengalami perubahan dalam segala inti dari semua materi di hidup saya selama ini.

1 komentar:

  1. Waww... Dewasaa... Bukan berarti bebas melakukan segalanya.. (bebas membuang sampah sembarangan, loh apa hubungnny drik.. Hhhehe..)
    Emang km d sby suka di dmana te?

    BalasHapus